Makin mengembangnya tehnologi seperti gadget bikin setiap susunan orang-orang membuatnya sebagai satu keperluan. Bahkan juga anakanak yg tidak tahu dengan terang penggunaan gadget itu juga turut kec4nduan.
TOLONG STOP Janganlah Manjakan Anak dengan Gadget. Cerita ini dapat Jadi Pelajaran untuk beberapa orangtua!
Seperti cerita seseorang wanita yang anaknya sudah mengetahui gadget serta tidak dapat mencegah dari diri dari tehnologi tersebut di usianya yang masihlah begitu kecil. Penyesalan bakal dampak gadget juga ia berikan di sosial media sebagai pelajaran untuk beberapa wanita lain yang sudah mempunyai anak serta terasa tenang saat anak hidup berbarengan dengan barang itu.
Bermula dari rutinitas lihat sang kakak, anak keduanya yang bernama Shafraan tertarik untuk coba beragam permainan yang ada di tablet, walau waktu itu usianya masihlah 10 bln.. Semakin hari, ketertarikannya pada gadget tidak bisa dihindarkan.
Seringkali sang anak tidur berbarengan dengan gadget di tangan. Karena terasa kalau hal itu wajar untuk seseorang anak, wanita itu juga biarkan serta bahkan juga memfasilitasinya. Dalam benak wanita itu, gadget jadi sejenis jalan keluar tepat untuk mengatasi anak lakilakinya yang terkadang marah atau menangis.
Serta memanglah dapat dibuktikan saat menangis lalu di beri gadget, shafraan segera mendadak terdiam serta asik bermain game. Efek dari penggunaan gadget itu mulai tampak saat Shafraan masuk usia 2 th. di mana ia malas untuk berhubungan dengan lingkungan sekitarnya.
Tidak cuma saat ada dengan rekan seumurannya, tetapi juga saat bermain sendiri dengan mainan yang nyata. Satu hari bahkan juga Shafraan cuma terdiam sembari memegang mobilmobilannya. Ia seolah kebingungan untuk menggunakan mainan nyata itu lantaran setiap harinya ia cuma menggunakan ibu jari untuk menggerakkan game yang ada di tablet atau gadget.
Tidak cuma itu, Shafraan juga kekurangan dalam kosakata di mana anak seumurannya telah dapat mengatakan beragam hal dengan variasi. Sudah pasti hal semacam ini bikin waswas wanita yang disebut ibu dari Shafraan itu. ia juga lalu mendatangi seseorang dokter anak untuk lakukan konsultasi serta tahu adakah alergi atau hal-hal lain yang bikin sang anak susah untuk berkomunikasi.
Nyatanya sesudah ditelisik, akhirnya tunjukkan kalau Shafraan kurang lakukan hubungan dengan orang-tua maupun anggota keluarga yang lain hingga kosakata yang dipunyai sangat sedikit. Ia juga terasa menyesal serta punya niat untuk membatasi penggunaan gadget untuk anaknya itu.
Bukanlah tanpa ada kendala, wanita itu malah alami beragam perlakuan sang anak yang mengamuk, menangis, serta melemparkan setiap barang ke arahnya untuk dapat memperoleh gadgetnya kembali. Shafraan juga begitu rewel serta malas untuk makan. Pada akhirnya sang ibu kewalahan hadapi tingkah laku Shafraan selama 3 hari serta kembalikan gadgetnya.
Benar saja, anaknya juga kembali tenang serta asik sendiri dengan permainan di tabletnya. Beberapa hari lalu, sang ibu lalu membawa anaknya lakukan imunisasi ke satu rumah sakit serta sekalian memohon dokter mengecek segi motorik anaknya.
Nyatanya Shafraan masihlah dikira normal, cuma saja ia menderita keterlambatan bicara atau Speech Delay. Bahkan juga keterlambatannya itu berjeda cukup jauh yaitu 1 th. dibanding dengan rekanteman sebayanya. Dokter juga menyarankan supaya Shafraan ikuti therapy untuk mer4ngsang pembendaharaan kosakatanya.
Saat ini wanita itu makin tersadar kalau pemberian gadget dengan maksud untuk memenangkan sang anak cuma akan jadi tumpukan permasalahan di masa datang. Ia juga terasa bersalah karena tidak mau lelah maupun ribet mengurusi anaknya serta menyerahkan semua pendidikan dan kehidupan anaknya pada satu gadget.