Sekitaran 200 orang dari Suku Ta'a Wana berbarengan kepala sukunya yang bernama Yumi, di Desa Opo, Kecamatan Bungku Utara, Kabupaten Morowali Utara, di beri rahmat oleh Allah SWT untuk jadi mualaf pada Selasa (13/12).
Divisi Pemberdayaan Pos Da'i Hidayatullah Jakarta, Samani Harjo waktu dihubungi dari Palu, Selasa malam, membetulkan pengucapan ikrar itu, yang diarahkan segera oleh Camat Bungku Utara, Armansyah Abdul Pattah.
Kata dia, Sistem hijrahnya orang-orang Ta'a Wana itu difasilitasi Pos Da'i Hidayatullah Jakarta berbarengan unsur musyawarah pimpinan kecamatan (Muspika) setempat. Sistem pemandian juga disaksikan Kapolsek Bungku Utara. Sesudah sistem pemandian, mereka bertukar pakaian muslim, yang perempuan menggunakan mukena diarahkan ke Masjid untuk ikuti Shalat Zuhur berjamaah.
Beberapa ratus warga Suku Ta'a Wana itu ikhlas jalan kaki dari rumahnya selama 18 jam untuk mengikrarkan dua kalimat syahadat.
" Awalannya kami memperoleh info dari Dai di Morowali kalau beberapa orang-orang asli Suku Wana menginginkan memeluk agama Islam, tetapi karena jumlahnya demikian banyak, jadi tak sebatas disyahadatkan serta usai. Dibutuhkan pembinaan awal supaya ada pemahaman basic masalah Islam. Mereka juga membutuhkan fasilitas shalat seperti masjid serta baju muslim, " papar Samani Harjo.
Menurut dia, pihaknya bekerja sama juga dengan Muspika setempat membuat LPM (Instansi Pembinaan Mualaf) yang di ketahui satu diantara pegawai KUA.
" Insya Allah ini hingga hari Jumat, karena hari itu ada acara khitanan untuk mereka yang menginginkan dikhitan. Untuk khitan ini, kita bekerja bersama dengan Puskesmas, namun kita juga membawa dokter dari Jakarta, " tuturnya.
Dia memberikan, beberapa mualaf juga mengharapkan supaya anak-anak mereka dapat sekolah. Kedepan kata dia, pihaknya berbarengan aparat pemerintahan mengusahakan ada instansi pendidikan dari mulai SD sampai menengah.
" Alhamdulillah telah ada hibah tempat 2, 5 hektare. Sesungguhnya mereka juga memerlukan rumah yang layak karena sampai kini mereka tinggal dirumah dengan dinding serta atap dari daun sagu, " tutupnya.
Sesaat Ketua Divisi Program Marketing serta Pendayagunaan Yayasan Hidayatullah, Abdul Muin mengharapkan, Pemkab setempat memberi perhatian pada mereka.
Dia juga bercerita ihkwal masyarakat Wana itu jadi mualaf. Bermula dari kekaguman mereka pada umat Islam di Desa Opo yang melakukan kehidupan dengan tenang, nyaman, serta damai. " Ini narasi masyarakat kalau pada saat Ramadhan itu mereka turun gunung, " kata Muin.
Sumber : Antara