Biksu Wirathu, tokoh pencetus gerakan anti-Islam ‘969’ serta dalang pemb4ntaian Muslim Rohingya, mungkin saja tak pernah memikirkan bagaimana umat Islam di beberapa negara membalas biksu budha.
Yang terjadi, Wirathu terus-terusan menyebar keb3ncian serta memprovokasi golongan Budha Myanmar supaya memusuhi umat Islam.
Akibat tingkah Wirathu, biksu Budha yang sampai kini di kenal mengajarkan welas asih, reputasinya jatuh. Wirathu sudah merubah citra biksu dengan cara dramatis. Mendadak beberapa orang yang berasumsi kalau kepala botak yaitu lambang terorisme. Dikarenakan Wirathu serta beberapa puluh biksu pengikutnya.
Sudah pasti banyak umat Islam marah atas terorisme Wirathu. Luapan kemarahan itu dapat diliat dari derasnya memprotes serta komentar lewat sosial media. Terutama, Wirathu juga menyebutkan muslim Rohingya sebagai ‘anjing gila. ’ Dengan dalih kalau muslim Rohingya yaitu ‘anjing gila’, Wirathu terasa memiliki hak memperlakukan mereka dengan kekerasan serta penuh kebencian.
Meski marah, umat Islam dapat dibuktikan dapat membedakan kalau tak semuanya biksu seperti Wirathu. Umat Islam di beberapa negara juga tetaplah berbuat baik pada beberapa biksu Budha di negaranya semasing. Umat Islam tetaplah bersedekah pada mereka.
Beberapa photo kegiatan umat Islam menolong atau bersedekah pada biksu Budha dapat dengan mudah didapati di internet. Foto-foto kegiatan di beberapa negara itu menunjukkan kalau umat Islam tetaplah berbuat baik pada biksu Budha. Umat Islam tetaplah bersedekah untuk biksu yang memohon derma. Tersebut balasan umat Islam pada biksu Budha. Kejahatan Wirathu dibalas dengan kebaikan pada biksu-biksu Budha.
Wirathu, apakah engkau tidak lihat ini? Atau, pura-pura tidak paham?