Ketua Gereja Injili Diundang ke Istana, Begitu Menyakitkan Hati Umat Islam. Di Kutip dari hizbut-tahrir. or. id.
Aksi presiden yang mengundang Ketua Gereja Injili di Indonesia (GIDI) —pimpinan teroris pembakar masjid, kios-kios, sebagian rumah Muslim, larangan shalat Idul Fitri serta larangan Muslimah kenakan kerudung di Tolikara memberi rasa sakit hati umat Islam.
bakar-masjid-masuk-istana-bakar-vihara-masuk-penjara
“Peristiwa Tolikara tempo hari itu adalah momen yang memilukan serta biadab serta menyakitkan hati umat Islam,
nyatanya begitu menyakitkan hati umat Islam juga tanggapan dari pemerintah, ” tutur Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Muhammad Ismail Yusanto pada mediaumat. com, Ahad (26/7) lewat telephone selular.
Belum hilang rasa sakit hati karena Wakil Presiden menyebutkan penyerangan ini dikarenakan speaker saat ini Presiden jadi mengundang Ketua GIDI ke Istana.
“Bukannya di tangkap jadi diundang ke Istana, lho Istana itu kan tempat begitu terhormat, jadi tak ada equal treatment. Bila pihak lain lakukan hal sama, segera saja dikira sebagai teroris, bahkan juga baru terduga teroris telah ditembak m4ti, ” sesal Ismail.
Jadi harusnya tidak butuh diundang ke Istana, cukup di tangkap serta memprosesnya dengan cara hukum serta mengusut selesai keterlibatan asing dalam masalah ini.
Jum’at, 24 Juli, beberapa pengurus GIDI diundang ke Istana. Ketua GIDI Papua Lipiyus Biniluk menyampaikan di Istana Jokowi memberi arahan perdamaian di Papua. Lipiyus juga menyanggah pernyataan Kepala Tubuh Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso yang menyebutkan ada keterlibatan asing waktu perseteruan disana. “Demi Tuhan tak ada keterlibatan pihak asing disana, ” katanya.
Menurut Ismail, terang mereka mesti menampik, namun kenyataan di lapangan kan berkata lain. “Ada beberapa lambang Israel, ada tulisan-tulisan Israel, ada photo, ada dokumen kerja sama juga dengan Israel. Itu kan
jelas sekali, tak dapat dibantah, ” pungkas Ismail. Sedang 32 Muslim Tanjung Balai Di Tangkap serta Di Jebloskan Ke Penjara Sesudah Membakar Vihara
Di Kutip Dari Kiblat. net. Ketua Komunitas Umat Islam Kota Tanjungbalai Ustadz Indra Shah menerangkan sistem penangkapan pelaku kerusuhan Tanjungbalai dari pihak umat Islam selalu jadi tambah. Keseluruhan keseluruhan telah 32 orang ditahan di Polresta Tanjungbalai.
“Di sini terjadi menambahkan penangkapan pelaku yang didugakan oleh polisi sebagai penjarah. Saat ini telah meraih 32 orang menurut pernyataan keluarga korban, ” tutur Indra Shah pada Kiblat. net waktu dihubungi melalui saluran telephone pada Selasa, (02/08).
Menurut dia, ketigapuluh dua orang itu dikenakan
tuduhan yang tidak sama. Ada yang dituduhkan sebagai pelaku pencurian, penjarahan, lalu ada pula yang dikenakan delik pengerusakan.
Berkaitan Meliana, warga Jalan Karya yang disangka sebagai penyebab kerusuhan, Indra Shah menyatakan statusnya masihlah sebagai saksi dari pihak vihara yang ajukan aduan pada aparat.
Indra Shah menyebutkan status Meliana baru hanya saksi karena golongan Muslimin belum ada yang ajukan tuntutan. Karena, gagasan awalannya semuanya pihak menginginkan kerusuhan ini di kerjakan dengan cara damai.
“Tapi, pihak sana (vihara, red) jadi bikin aduan bermakna bukanlah ingin berdamai. Juiceteru ingin bikin hal yang baru, seakan memancing lagi gitu kan, ” tuturnya.
Sesaat, umat Islam belum ajukan tindak penistaan agama yang dilakukan Meliana pada DKM Masjid Al-Makhsum di Jalan Karya, Kecamatan Tanjungbalai Selatan, Kota Tanjungbalai.
“Belum ada umat Muslim Tanjungbalai bikin delik aduan. Karena kita semuanya awalannya mengharapkan dapat diselesaikan dengan perdamaian, ” ujarnya. (kiblat). reportaseterkini. net
sekianlah info ini mudah mudahan berguna dan bermanfaat.. silahkan click link dan sharing!
http :// yuksebar. in/archives/1950#